Oleh: Badri Stiawan
(Mahasiswa Ilmu Komunikasi sekaligus
Kader HMI Cabang Bangkalan Komisariat
ISIB)
Sebagai
orang nomor satu di Negara Republik Indonesia, SBY (Susilo Bambang Yudhoyono)
merupakan sosok pemimpin yang terpilih sebagai Presiden selama satu dekade.
Lima tahun menjabat sebagai kepala Negara, SBY mendapatkan kepercayaan kembali
dari masyarakat Indonesia untuk melanjutkan kiprahnya dan menjadi pemimpin
kembali.
SBY
harus menghentikan langkahnya di tataran eksekutif pada tahun 2014 karena sudah
mendapatkan kesempatan untuk menjadi Presiden RI selama dua periode. Secara
otomatis SBY sudah tidak bisa mencalonkan diri kembali di pemilu selanjutnya.
Namun meski demikian, sebagai Presiden Indonesia yang ke-6 SBY telah
menunjukkan kinerja maksimalnya untuk menjadikan Indonesia lebih baik dari
masa-masa sebelumnya. Diakhir-akhir masa jabatannya SBY mulai menggelar
beberapa kegiatan kenegaraan untuk melengkapi program kerjanya selaku pemimpin
negara.
Madura
adalah salah satu pulau di daerah Jawa Timur yang terdiri dari empat
kabupaten/kota, yaitu Kabupaten Bangkalan, Sampang, Pamekasan dan Sumenep.
Madura yang terkenal dengan sebutan Pulau Garam ini mulai berbenah diri mulai
dari infrastruktur, fasilitas dan lain-lain ketika orang nomor satu di
Indonesia ini merencanakan untuk mendatangi wilayah tersebut. Pembenahan paling
menonjol yang dilakukan oleh pemerintah se-Madura adalah akses jalan utama
Bangkalan-Sumenep terlihat mulai diperbaiki oleh para pekerja untuk menyambut kedatangan
SBY ke Madura. Pemerintah di seluruh wilayah Madura mau berbenah hanya karena
SBY datang untuk menjenguk. Apakah akses jalan akan cepat diperbaiki hanya
apabila mau dilintasi oleh seorang Presiden. Lantas jika Presiden tidak pernah
datang ke Madura apakah perbaikan-perbaikan akan cepat terealisasi?
Dalam
persiapannya aparat keamanan baik dari kepolisian dan Tentara Nasional
Indonesia (TNI) mulai sibuk untuk mengamankan
jalan dan lokasi yang akan dijadikan tujuan oleh SBY demi kalancaran
acara kunjungannya. Kedatangan SBY ini banyak memunculkan pro-kontra,
opini-opini dan pertanyaan dari masyarakat khususnya yang rakyat Madura. Ada
yang bangga dengan kunjungan SBY dan ada pula yang merasa keberatan.
Kampus
Universitas Trunojoyo Madura (UTM) yang terletak di kabupaten Bangkalan juga
masuk dalam daftar kunjungan SBY di Madura. Semua kegiatan di UTM diberhentikan
mulai dari proyek pembangunan hingga proses perkuliahan pun diliburkan.
Larangan untuk adanya kegiatan dalam bentuk apapun di kampus juga telah
dikeluarkan dengan alasan pensterilisasian lokasi. Penjagaan yang ketat baik
dari paspamres, intel, Polri dan TNI telah disiagakan demi keamanan Presiden. Kedatangan
SBY ke UTM ialah dalam rangka peresmian Gedung Rektorat UTM. Yang jelas
kunjungan Presiden ini mengganggu aktifitas mahasiswa, bahkan sangat tidak
rasional sekali apabila mahasiswa harus merelakan dan harus menunda segala
kegiatannya hanya karena acara kunjungan tersebut. Sepenting apakah acara
peresmian Gedung tersebut sehingga harus menghentikan kegiatan kemahasiswaan?
Apakah tidak akan lebih baik jika kegiatan mahasiswa tetap berjalan supaya SBY
tahu seperti apa saja aktifitas mahasiswa? Dan bukankah seharusnya demikian?
Penjagaan
yang sangat ketat mengindikasikan bahwa SBY takut dan merasa khawatir atas
keamanan dirinya. Jika memang benar demikian, berarti SBY banyak mempunyai
musuh. Bisa juga dikatakan bahwa bapak Presiden telah melakukan kesalahan yang
sangat fatal dan tidak dapat diampuni sehingga banyak yang memusuhinya. Jika
perkiraan ini salah, maka seharusnya segala kegiatan mahasiswa khususnya
mahasiswa UTM harus tetap berjalan. Sungguh lucu sekali ketika hanya untuk acara
cerimonial peresmian benda mati harus mengorbankan kepentingan dan hak-hak
benda hidup.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar