Sejarah dan Profil Komunitas Film CINDICAT Picture
CINDICAT Pictures adalah komunitas film yang dibentuk mulai awal bulan
Mei 2013. Dan resmi disepakati oleh semua teman-teman menggunakan nama
CINDICAT Pictures pada tanggal 08 Mei 2013, dari buah pikir Masruri
(jurusan Ilmu Komunikasi angkatan 2012).
Kata CINDICAT sendiri adalah kependekan
dari Cinema Indie Communication. Karena, memang kami adalah mahasiswa
dari jurusan Ilmu komunikasi. Namun dalam pengetahuan film, jurusan kami
tidak banyak memberikan asupan ilmu, karena kami sama sekali belum
mendapatkan materi produksi media televisi ataupun sinematografi dalam
perkuliahan, karena kami masih menempuh semester IV (Empat) dan ada juga
yang masih semester II (Dua). Modal kecintaan dan kesukaan terhadap
dunia broadcasting terutama di dunia perfilman mahasiswa angkatan 2011
Ilmu Komunikasi politik semester IV (Rahman Ramdani) menjadi tekat yang
kokoh untuk mencari orang yang sejalan dengan kesukaannya dibidang film.
Hingga kemudian Ribut Sugiono, Badri Stiawan, Angga Satrio.P, Analisa,
Gilang S. A dan Moh. Ishbir mendukung dan memberikan sumbangsih
pemikirannya karena kesukaan yang sama dalam perfilman dan juga
keinginan untuk menjalin solidaritas antara mahasiswa, khususnya Ilmu
Komunikasi yang tertarik belajar bersama dalam hal perfilman. Dengan
rencana yang tidak sebentar dan konsep film perdana yang harus buming
dilingkungan kampus akhirnya sumbangsih pemikiran Mas Shohib (Mahasiswa
senior Ilmu komunikasi) untuk menggarap Skripnya yang dulu tidak sempat
digarap bersama teman-teman SENIAS ’08nya dulu. Tidak dapat dipungkiri
bahwa peranan SENIAS ’08 terutama Mas Shohib adalah sebagai motivator
CINDICAT Pictures. Sehingga dari motivasi itu kami sedikit demi sedikit
bisa mengumpulkan lagi teman-teman untuk menjadi tim produksi film
dengan skrip yang diberikan teman-teman SENIAS ’08 dengan judul “BAKSO
SARJANA”. Semangat teman-teman semakin berkobar ketika keinginannya
untuk menjalin solidaritas dengan angkatan yang lain di jurusan
terturuti dengan bergabungnya Masruri, Sulaiman, Fery, Aldy, Aka dan
Yanu (Mahasiswa Ilmu komunikasi angkatan 2012).
Di tengah kebersamaan
yang kami jalani hampir setiap malam di warung kopi selalu diselingi
dengan shearing tentang film dan juga rencana film perdana. Keinginan
yang teguh sudah jadi milik bersama, rencana film perdana harus sukses
dan maksimal. Semua kebutuhan mulai dari alat-alat secara tidak sadar
berlahan kami miliki dengan meronggoh receh demi receh hingga akhirnya
harus berhenti ngopi dan rokok demi film. Hanya alat-alat yang
nominalnya besar saja yang kami usahakan pinjam ke jurusan namun karena
berbenturan dengan kakak tingkat yang memakainya untuk tugas mata kuliah
jadi lebih di utamakan. Namun, rencana peminjaman barang itu tidak
berujung kecewa justru semangat hangat untuk kami karena Pak Bambang
(Dosen Fotografi) mendukung langkah kita. Selang beberapa hari nama
CINDICAT semakin terdengar di jurusan. Apresiasi dari beberapa dosen
termasuk kepala jurusan Sri Wahyuningsih dan juga Dessy Susilowati yang
mendukung dan juga membantu pendanaan film perdana kami. Nama kami kian
terdengar, padahal CINDICAT belum ada karyanya melainkan baru berproses.
Konsep dan rencana turun lapangan untuk film perdana ternyata berjalan
dengan lancar walaupun banyak sebenarnya kendala terutama dari segi
alat-alat dan juga kekurangan orang untuk membantu pengaman lokasi
shooting. Namun yang paling berat kendalanya adalah perbedaan sikap dan
karakter masing-masing individu sehingga tak jarang berdebat kecil
dilokasi shooting.
Dan alhamdulillah setelah produksi film perdana (Bakso Sarjana) kami sepakat untuk memproduksi film kedua yang berjudul "Galeri Pulau Sumenep" (GPS) Eps. Pulau Gili Labak. dalam pembuatan film ini teman-teman sadar bahwasanya dari para crew dan dari segi peralatan memang sangat kurang akan persiapan. Namun hal itu dapat di dijadikan pelajaran untuk pembuatan film ke depannya. Perjalanan ke pulau Gili Labak ini teman-teman tempuh dari bangkalan menuju pelabuhan Kalianget Kab. Sumenep dan kemudian menyebrang ke Pulau Poteran. Setelah itu untuk sampai ke Pulau Gili Labak kami harus menyebrangi lautan lagi dari desa Kombang. Banyak sekali rintangan yang dihadapi oleh para crew, terutama bagi teman-teman yang belum pernah naik perahu etek-etek. Kami dipaksa untuk melalui terjangan ombak besar, hujan deras dan angin kencang serasa perahu yang kami tumpangi mau terbalik, semua itu dilakukan hanya untuk bisa sampai di pulau tersebut. Akan tetapi semua rintangan dan tantangan itu akhirnya dapat terbayarkan setelah crew CINDICAT dapat melihat dengan jelas pemandangan indah pulau Gili Labak dengan pantai dan air lautnya yang jernih sehingga karang dan ikan-ikan laut dapat kami lihat dari atas perahu. Sungguh pulau yang indah dan bisa dikatakan bahwa ini adalah surganya Madura.
Ini adalah sejarah singkat dan profil dari komunitas film CINDICAT Picture.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar