Tak jarang seseorang ketika
mendapatkan kenikmatan yang luar biasa sebagian dari mereka lupa akan satu hal.
Yaitu mensyukuri apa yang telah mereka dapatkan, mereka lupa siapa yang
memberikan kenikmatan tersebut. Dan yang mereka tahu hanyalah apa yang mereka dapatkan
bisa membahagiakan mereka tanpa memikirkan siapa yang telah memberikan
kebahagiaan itu. Mereka banyak menghambur-hamburkan hasil dari usaha mereka
kejalan yang salah, mereka gunakan untuk berjudi, minum-minuman keras, menuruti
hawa nafsu, dan lain sebagainya. Hasil itu sebanarnya diberikan bukanlah untuk
kesenangan pribadi saja, melainkan untuk jalan sesuai dengan ajaran Islam.
Misalkan, disedekahkan kepada fakir miskin dan anak yatim piatu, disumbangkan
pada pembangunan masjid, dan sebagainya. Kerja keras dan usahalah yang banyak
mereka katakan bisa membuat mereka mendapatkan kenikmatan. Padahal usaha dan
kerja keras tidak menjamin akan mendapatkan apa yang diinginkan, ketika hal
tersebut tidak diimbangi dengan do’a dan mendekatkan diri pada sang khaliq
(Allah SWT). Allah senang ketika hambanya sering meminta (berdo’a) karena itu
menandakan bahwasanya kita tidak ada apa-apanya dibandingkan diri-Nya.
Ya
Allah, ampunilah hambamu ini yang serakah dan tidak tahu diri. Kami lupa dan
jauh dari diri-Mu disaat kami dalam keadaan
bergembira, dan kami ingat engkau ketika kami dalam keadaan susah. Ya Allah tak
pantas kami berada di Surga-Mu tapi kami tak kuat akan siksa api Neraka-Mu.
Oleh:
Al-Ustadz
Badri Stiawan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar